Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Grab menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui inisiatif ”Langkah Hijau”. Melalui ekspansi armada listrik dan proyek konservasi lingkungan, Grab Indonesia berhasil mencegah emisi karbon sebesar 30.000 ton—setara dengan nyaris 7.000 kali mengelilingi Bumi.
Sejak diperkenalkan pada 2019, armada GrabElectric yang kini berjumlah lebih dari 11.000 unit telah menempuh lebih dari 250 juta kilometer. Armada ini meliputi GrabBike, GrabCar Plus, dan GrabCar Premium yang beroperasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya. Selain memotong emisi karbon, program ini juga menghemat lebih dari 11 juta liter bahan bakar fosil.
“Keberlanjutan bagi kami bukan hanya soal teknologi, tapi tentang membangun ekosistem yang berdampak positif bagi lingkungan dan komunitas,” kata Rivana Mezaya, Director of Digital & Sustainability Grab Indonesia.
Menurut laporan ESG 2024, Grab juga menjalankan berbagai program lingkungan lain, termasuk penanaman pohon dan pengelolaan sampah plastik. Lewat program konservasi alam, Grab mendukung pelestarian hutan gambut di Katingan Mentaya, Kalimantan Tengah, yang melindungi habitat 44 spesies termasuk orangutan Borneo. Proyek ini diperkirakan mencegah pelepasan 7,5 juta ton gas rumah kaca per tahun.
Grab juga menggandeng mitra lokal seperti EcoMatcher, Trees4Trees, dan Yayasan Bumi Hijau Lestari untuk menanam ratusan ribu pohon mangrove di Pati dan Cilacap, serta merehabilitasi lahan di kawasan Bandung. Dana konservasi dikumpulkan melalui kontribusi otomatis dari setiap transaksi GrabCar, GrabBike, dan GrabMerchant—antara Rp200 hingga Rp500 per perjalanan.
Di sisi lain, sejak 2023 Grab bekerja sama dengan PlasticPay untuk mendorong daur ulang sampah plastik melalui mesin *Reverse Vending Machine* (RVM) yang tersedia di titik-titik strategis seperti Stasiun Sudirman, South Quarter, dan Grand Lucky Sanur. Lebih dari 4.000 kg botol plastik telah dikumpulkan dan upaya ini mengurangi lebih dari 20.000 kg jejak karbon serta melibatkan lebih dari 3.000 partisipan.
Secara regional, inisiatif Grab di Asia Tenggara telah mencegah lebih dari 900.000 ton emisi karbon dan mengelola lebih dari 8.000 ton limbah. “Kami tidak bisa bekerja sendiri dalam menjaga lingkungan. Dibutuhkan kolaborasi antara komunitas, mitra usaha, dan para pengguna Grab di seluruh Indonesia,” pungkas Rivana. (*)